Profile Luca Toni


Secara keseluruhan, Toni melewati musim 2007-08 dengan istimewa. Dia total mencetak 39 gol dan 12 assist dari 46 laga bersama Bayern Muenchen.LUCA Toni sedikit terlambat mencapai masa keemasannya. Saat dirinya benar-benar mencuat bersama Fiorentina di musim 2005-06, usianya telah mencapai 28 tahun. Tapi belakangan terbukti usia bukan penghambat bagi Toni untuk mengeluarkan potensi terbaiknya.

Kini, Toni menjelma menjadi bomber andalan timnas Italia. Bahkan, dirinya sudah bisa disejajarkan oleh deretan striker-striker terbaik dunia sekarang ini. Wajar jika akhirnya Bayern Muenchen yang dibelanya menaruh harapan besar kepadanya.

Karier profesional Toni dimulai di usia 18 tahun bersama Modena. Selama dua musim,Toni hanya mampu mengkoleksi 7 gol dari 32 kali penampilannya. Sejak tahun 1996, Toni mulai berpetualang di Serie-B dan Serie-C1 bersama Empoli, Fiorenzuola, Lodigiani, dan Treviso. Di semua klub itu, Toni hanya mampu bertahan selama semusim saja dengan torehan gol terbaiknya selama satu musim sejumlah 15 gol. Itu dilakukannya saat memperkuat Lodigiani dan Treviso.

Di tahun berikutnya, tepatnya musim 2000-01, Toni memulai karier di Serie-A bersama Vicenza. Meski hanya meraih 9 gol dari 31 penampilannya, sudah cukup untuk membuat Brescia berani merekrutnya untuk bersanding dengan maestro sepak bola Italia, Roberto Baggio.

Bersama Brescia, Toni mengalami banyak kemajuan pesat dalam permainan serta kariernya. Selain itu, inilah kali pertama Toni mampu bertahan lebih dari semusim bersama sebuah klub selain Modena.

Dua musim Toni bertahan di Brescia, sebelum mengambil keputusan berani dengan menerima pinangan klub Serie-B, Palermo. Namun, justru bersama Palermo Toni mulai merintis kebintangannya sebagai seorang striker berbahaya.

Sumbangan 30 golnya dalam semusim mampu mengangkat I Rosanero ke Serie-A, sekaligus mengantarkan dirinya masuk ke skuad Gli Azzurri untuk kali pertamanya. Toni melakukan debut internasionalnya di bawah asuhan pelatih Marcello Lippi, saat timnas Italia mengalahkan Islandia 2-0 di laga persahabatan, 18 Agustus 2004.

Di musim keduanya, Toni kembali menjadi pemain utama saat membawa klubnya mencatat sejarah untuk pertama kalinya melangkah ke ajang Piala UEFA. Saat itu 20 gol yang diciptakannya di Serie-A, memikat Fiorentina sehingga berani merogoh kocek sebesar 10 juta euro untuk bisa mendapatkannya.

Bersama La Viola, Toni mulai menemukan bintang terangnya. Musim pertama, Toni langsung membawa Fiorentina bertengger di posisi empat besar klasemen Serie-A dan mengantungi tiket Liga Champions. Sayang skandal Calciopoli yang melibatkan petinggi klub membuat La Viola harus dihukum pengurangan 15 poin, dan gagal bermain di Liga Champions.

Di musim yang sama, Toni juga mencatat rekor pertama kalinya menyandang gelar capocannonieri Serie-A berkat raihan 31 golnya.Torehan itu juga yang mengantarkannya meraih penghargaan Golden Boot, tanda supremasi tertinggi bagi seorang pencetak gol terbaik di Eropa.

Sayang di musim keduanya bersama La Viola, Toni lebih sering berkutat dengan cederanya. Meski begitu, dirinya masih mampu menorehkan 16 gol dari 29 penampilannya sepanjang musim. Di tahun ini juga Toni mampu mengukir prestasi terbaik bersama timnas, dengan meraih gelar juara Piala Dunia 2006 di Jerman.

Setelah puas dengan berbagai prestasi di Serie-A, Toni pun mulai berpikir untuk mencari tantangan di liga luar. Gayung bersambut saat klub raksasa Bundesliga 1, Bayern Muenchen akhirnya menggelontorkan dana 11 juta euro untuk meminangnya. Toni pun resmi eksodus ke Jerman sejak musim 2007-08 dengan kontrak empat tahun bersama Bayern.

Bersama FC Hollywood, Toni tidak perlu waktu lama untuk menunjukkan kualitasnya. Di musim pertamanya, pemain yang kerap dijuluki Tonigol ini, langsung bertengger di puncak top skor Bundesliga 1 dengan 24 gol, sekaligus membawa Bayern meraih double winner, yaitu gelar juara Bundesliga 1 dan DFB Pokal.



Tidak ada komentar untuk "Profile Luca Toni"